Outlook Perekonomian Indonesia 2023 Ditengah Tantangan Resesi Ekonomi Global

Andi Faisal Anwar
Dosen Ilmu Ekonomi, UIN Alauddin Makassar 

Ekonomi Indonesia terus tumbuh pada tingkat yang moderat selama beberapa tahun terakhir. Ditahun 2022 perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,31 %, angka ini jauh lebih impresif disbanding tahun 2021 yang hanya menyentuh angka 3,70 %. Dimana angka pertumbuhan di Indonesia di tahun 2022, lebih ditopang oleh sektor pergudangan dan transportasi sebesar 19, 87 %. Hal ini mengkonfirmasi bahwa geliat perekonomian khususnya ekspor dan impor kian bergerak massif, hingga menjadi engine of growth saat ini. Meski dampak pandemi COVID-19 telah menimbulkan banyak tantangan bagi perekonomian Indonesia di tahun 2020 hingga 2021, termasuk dengan terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi, kenaikan tingkat pengangguran, dan kemiskinan serta melemahnya nilai tukar rupiah. Namun, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk merespon dampak pandemi ini dengan memperkuat belanja publik, mendorong investasi dalam infrastruktur, dan mengimplementasikan reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi ekonomi. Setelah berjibaku merecovery ekonomi pasca pandemi COVID-19. Indonesia diperhadapkan dengan tantangan baru, yakni dampak perang Ukraina Rusia yang berimbas pada krisis ekonomi global.

Perang antara Rusia dan Ukraina berdampak pada perekonomian global, termasuk Indonesia. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain pertama, kenaikan harga minyak. Rusia merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia, sehingga ketidakstabilan di negara tersebut dapat mempengaruhi harga minyak global. Jika terjadi kenaikan harga minyak, maka hal ini dapat mempengaruhi biaya impor minyak dan produk turunan minyak di Indonesia, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi harga bahan bakar dan inflasi di Indonesia.

Kedua, perubahan kondisi perdagangan global. Perang antara Rusia dan Ukraina dapat mempengaruhi hubungan dagang global dan meningkatkan ketidakpastian di pasar global. Hal ini dapat mempengaruhi ekspor Indonesia, terutama jika Indonesia memiliki ketergantungan pada perdagangan dengan negara-negara yang terlibat dalam konflik.

Ketiga, turunnya nilai tukar rupiah. Perang antara Rusia dan Ukraina menyebabkan ketidakpastian di pasar keuangan global, maka hal ini dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah. Jika nilai tukar rupiah turun, maka hal ini dapat mempengaruhi biaya impor dan menimbulkan inflasi di Indonesia.

Keempat, penurunan investasi asing. Jika kondisi politik dan ekonomi di Indonesia dipandang kurang stabil oleh investor asing akibat dampak perang Rusia-Ukraina, maka hal ini dapat menyebabkan penurunan investasi asing ke Indonesia.

Menyikapi ancaman resesi ekonomi global terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2023, pemerintah mesti waspada namun tidak boleh pesimis, agar pelaku usaha tetap tenang dan iklim investasi lebih stabil di Indonesia. Namun, secara umum, resesi global tentunya dapat memiliki dampak yang signifikan pada perekonomian Indonesia.

Hal-hal penting yang perlu diantispasi antara lain, pertama penurunan ekspor. Resesi global dapat menyebabkan penurunan permintaan global terhadap produk ekspor Indonesia, yang dapat mempengaruhi pendapatan negara dan mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini terutama berlaku jika produk ekspor Indonesia bergantung pada permintaan dari negara-negara yang mengalami resesi.

Kedua, penurunan investasi. Resesi global dapat membuat investor asing menarik investasinya dari Indonesia dan mengurangi investasi baru di Indonesia, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di Indonesia.

Ketiga, penurunan harga komoditas. Resesi global dapat mempengaruhi harga komoditas dunia, termasuk harga komoditas yang dihasilkan oleh Indonesia seperti minyak, gas, dan batu bara. Jika harga komoditas turun, hal ini dapat mempengaruhi pendapatan negara dan mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Keempat, penurunan nilai tukar rupiah. Resesi global dapat menyebabkan penurunan nilai tukar rupiah, yang dapat mempengaruhi biaya impor dan meningkatkan inflasi di Indonesia. Untuk itu, pemerintah Indonesia dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak resesi global, seperti dengan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik, mengekspansi perdagangan dengan negara-negara yang tidak terkena dampak resesi, dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Selain itu, kebijakan stimulus fiskal dan moneter juga dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proyeksi ekonomi Indonesia di masa depan antara lain kebijakan fiskal dan moneter. Kebijakan fiskal dan moneter yang diambil oleh pemerintah dan bank sentral Indonesia akan sangat mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia di masa depan. Kebijakan yang tepat dapat membantu mempercepat pemulihan ekonomi dan mendorong pertumbuhan, sementara kebijakan yang salah dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi. Misalnya saja perdagangan internasional. Kondisi perdagangan internasional, terutama dengan mitra dagang penting seperti China, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia ditahun-tahun mendatang. Konflik perdagangan atau perlambatan ekonomi global dapat mempengaruhi permintaan ekspor Indonesia dan dampaknya pada pertumbuhan ekonomi. Disisi lain, penting mendorong pertumbuhan sektor infrastruktur dan reformasi struktural. Investasi dalam infrastruktur dan reformasi struktural yang terus dilakukan oleh pemerintah Indonesia dapat membantu meningkatkan daya saing dan efisiensi ekonomi Indonesia di masa depan. Proyeksi ekonomi Indonesia di tahun 2023 akan sangat bergantung pada seberapa sukses pemerintah Indonesia dalam mengatasi dampak merecovery ekonomi pasca pandemi COVID-19 dan dampak perang Rusia dan Ukraina. Dua hal ini adalah kunci mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih impresif di Indonesia dan menatap perekonomian yang lebih baik di tahun 2023 ini.

Similar Articles

Comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Instagram

Most Popular