Siem Reap, Kamboja, AYI (16/9/2022) – Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengajak negara-negara Asean untuk bersama-sama mempromosikan investasi dengan melakukan pendekatan kepada keunggulan komparatif masing-masing.
Hal tersebut disampaikan Bahlil saat menghadiri Persidangan ke-25 Dewan Kawasan Investasi Asean (AIA Council) di Siem Reap, Kamboja pada Rabu (14/9/2022). Dia bersyukur lantaran berdasarkan laporan UNCTAD 2022 (United Nations Conference on Trade and Development), FDI (Foreign Direct Investment) di Asean telah kembali ke kondisi sebelum pandemi Covid-19.
Kendati demikian, dia menilai adanya distribusi penyebaran FDI yang tidak merata di antara negara-negara Asean sehingga dia mengusulkan adanya kerja sama dengan saling memberikan suatu peluang yang baik kepada masing-masing negara. Ini diharapkan dapat menciptakan pemerataan investasi di kawasan Asia Tenggara.
“Karena ketika pemerataan tidak terjadi, saya pikir kehadiran kita yang tergabung dalam Asean belum mampu kita wujudkan bersama dari apa yang dicita-citakan oleh pendiri Asean dulu,” kata Bahlil dalam siaran pers, dikutip Rabu (14/9/2022).
Selain itu, dia tidak ingin jika hanya satu negara tertentu di ASEAN yang bisa menikmati investasi asing secara maksimal. Sebab lambang padi yang ada pada logo Asean mencerminkan tumbuh bersama, kerja sama bersama, dan harus mendapat bagian bersama dalam rangka mewujudkan kesejahteraan.
“Kami tidak ingin hanya satu negara tertentu yang merasakan hasil maksimal dari keberadaan di Asean, sementara negara lain tidak. Karena lambang padi Asean itu adalah tumbuh bersama, kerja sama bersama, dan harus mendapat bagian bersama dalam rangka mewujudkan kesejahteraan itu,” ujarnya.
Sebagai informasi, AIA Council merupakan bagian dari rangkaian Pertemuan ke-54 Menteri Ekonomi Asean (AEM) yang kali ini dilaksanakan di Kamboja yang memegang Keketuaan Asean di 2022.
Adapun, tujuan persidangan ini antara lain merespon ASEAN Investment Report atau Laporan Investasi Asean 2022 yang disusun dan dipublikasikan oleh UNCTAD dengan dua hal utama yang ditelaah, yaitu FDI dan fasilitasi investasi.